Sejarah Kerajaan Kerajaan di Nusantara


ABAD KE-1 : KERAJAAN KANDIS


Istana Dhamna

Kerajaan Kandis dengan rajanya bernama MAHARAJA DIRAJA berada di Koto Alang, Lubuk Jambi, Kabupaten Kuantan Sengingi, sekarang masuk ke dalam wilayah Provinsi Riau. Pada masa pemerintahan raja MARAJA DIRAJA, Datuak Bandaharo Hitam menjabat sebagai mentri perdagangan di kerajaan tersebut, dimana Datuak Bandaharo Hitam sudah melakukan perdagangan dengan orang Melaka.

Semasa pemerintahan Datuak Rajo Tunggal, terjadi perebutan kekuasaan, banyak oorang yang berpindah dari Bukit Bakar (nama daerah tempat berdirinya kerajaan kandis). Diantara tempat yang dipilih oleh orang-orang tersebut, terdapat Bukit Selasih yang nantinya juga berdiri sebuah kerajaan bernama Kerajaan Kancil Putih. Selain Kerajaan Kancil Putih, berdiri juga Kerajaan Koto Alang dengan rajanya Aur Kuning. Menyusul juga berdirinya kerajaan-kerajaan kecil lainnya, diantaranya :

1. Kerajaan Puti Pinang Masak
2. Kerajaan Dang Tuangku di Sengingi
3. Kerajaan Imbang Jayo

Karena masih sering terjadi peperangan atau perebutan kekeuasaan, banyak raja-raja dari kerajaan ini berpindah daearah atau mencari daerah baru yang lebih aman, seperti kerajaan Kandis. Kerajaan Kandis yang sudah hancur waktu di pimpin oleh Maharaja Diraja waktu diserang oleh raja dari Cina bernama Raja Sintong yang dikenal dengan Expedisi Sintong. Pada saat itu Istana Dhamna disembunyikan dengan kesepakatan pembesar-pembesar istana, akhirnya rombongan Raja Maharaja Diraja pindah ke daerah Gunung Marapi, dan Kerajaan KotoAlang yang dipimpin oleh Datuak Aur Kuning pindah ke Jambi.

Kerajaan Pasumayam Koto Batu



Kerajaan Pasumayam koto batu berada di Gunung Marapi, dimana kerjaan ini adalah kelanjutan dari Kerjaan Kandis yang ada di Kuantan Sengingi. Kerajaan ini masih dipimpin oleh Maharaja Diraja. Setelah Maharaja Diraja wafat, digantikan oleh Datuak Suri Dirajo. Kemudian Permaisuri Puti Indo Jelito menikah dengan patih istana bernama Cati Bilang Pandai, dan melahirkan seorang anak bernama Datuak Perpatih. Sementara anak dari Sri Maharaja Diraja dan permaisuri bernama Datuak Temenggung yang masing-masing dari datuak ini mendirikan kerjaan di daearah mereka.

Datuak temenggung mendirikan Kerajaan Bungo Setangkai di daerah Sungai Tarap, dengan perdana mentrinya bernama Datuak Bandaharo Putiah, dan Datuak Perpatih mendirikan Kerajaan Dusun Tuo di Limo Kaum dengan perdana mentrinya bernama Datuak Bandaharo Kuniang.

KERAJAAN AGNI (KERAJAAN API)



Tidak banayak sejarah yang di ketahui tentang kerjaan agni, kerjaan ini berada di pulau krakatau, atau di sekitaran selat sunda sekarang


ABAD KE-2 : KERAJAAN BUKIT BATU PATAH



Kerajaan Bukit Batu Patah didirikan oleh Sutan Nun Alam yang memiliki hubungan dengan Datuak Bandaharo Putiah Yang Dipertuan Kerajaan Bungo Setangkai di Sungai Tarab.

Pada masa ini dibentuklah Rajo Nan 2 Selo, yaitu:
  • Rajo alam di bukit batu patah
  • Rajo adat di bungo setangkai
dan di bentuk juga Basa Nan 4 Balai :
  • Datuak Bandaharo di Sungai Tarap
  • Datuak Makudun di Sumanik
  • Datuak Indomo di Saruaso
  • Tuan Gadang di Batipuah

KERAJAAN SALAKA NAGARA



Kerajaan Salaka Nagara atau Kerjaan Perak berdiri sekitar tahun 150 M, dengan ibu kotanya Rajalapura dan rajanya bernama Damawarman. Kerajaan Salaka Nagara berada di pantai barat Banten. Kerajaan Salaka Nagara kemudian di kuasai oleh Kerjaan Taruma Negara.


ABAD KE-3 : KERAJAAN KUTAI



Kerajaan Kutai terletak di Muara Kaman Kalimantan Timur. Kerajaan kutai beragama hindu dengan raja pertamanya bernama kudungga yang berasal dari campa, kudungga mempunyai anak bernama Mulawarman Nala Dewa dan Derma Setya.


ABAD KE-4 : KERAJAAN MINANGA TAMWA



Kerajaan Minanga Tamwan berada di hulu Sungai Kampar, ini tertulis dalam Prasasti Kedukan Bukit tahun 682M. Kerajaan Minanga Tamwan adalah kerajaan asal dari Dapunta Hyang yaitu pendiri Kerajaan Sriwijaya.

KERAJAAN TARUMA NEGARA



Kerajaan Taruma Negara berada di barat Pulau Jawa. Kerajaan ini beragama hindu, pendiri kerajaan taruma negara adalah Maharesi Jayasingawarman. Puncak kejayaan kerajaan ini pada masa Raja Punawarman, raja terakhir dari kerajaan ini adalah Tarusbawa.

Abad 5 - 6 : Berdirinya kerajaan Sriwijaya dan Puncak Kejayaan



Kerajaan Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayansa, yang merupakan keturunan dari Kerajaan Minanga Tamwan. Kerajaan ini merupakan kerajaan bercorak hindu-budha yang juga pernah menjadi pusat pembelajaran agama budha pada abad ke-6. Dinasti yang menguasai kerajaan ini bernama Dinasti Sailendra.

Wilayah kekuasaan kerajaan ini meliputi: Kamboja, Thailand selatan, semenanjung Malaya, Sumatera dan Jawa Barat,

Pusat Kerajaan Sriwijaya dipindahkan ke Pulau Jawa pada masa Raja Bala Putra Dewa. Kemunduran Kerajaan Sriwijaya akibat dari serangan Raja Rajendra Cola Daro Koromandel.

Abad 7 : Kerajaan Dharmasraya



Kerajaan Dharmasraya didirikan oleh Wangsa Mauli dengan raja pertamanya bernama Srimat Mauli Warma Dewa. Kerajaan Dhamasraya sangat erat kaitannya dengan kerajaan Singosari dan Majapahit. Raja Singosarai Kertanegara pernah mengirim utusan ke Kerajaan Dhamasraya yang dikenal dengan expedisi Pamalayu. Expedisi Pamalayu ini bertujuan untuk meminta bantuan kepada Kerajaan Dhamsraya untuk membendung serangan dari Mongol/Kubilai Khan.

Abad 8 : Kerajaan Mataram Kuno



Kerajaan Mataram Kuno berdiri di Jawa Tengah dan kemudian berpindah ke Jawa Timur. Kerajaan Mataram Kuno didirikan oleh Sanjaya Sari Wangsa Sailendra. Kerajaan ini beragama hindu wisnu dan syiwa. raja terakhir Kerajaan Mataram Kuno adalah Mpu Sendok. Peninggalan kerajaan ini dapat dilihat pada Prasasti Anjuk Ladang dan Prasasti Paradah di Kediri.

Abad Ke-9 : Berdirinya Borobudur



Candi Borobudur berasal dari kata bore (nama desa yang berada dekat candi) dan bhudara (gunung). Candi Borobudur didirikan oleh Wangsa Sailendra yang menganut agama budha mahayana. Candi borobudur mempunyai 3 tingkatan:
  • dasar : kamadhatu (hawa nafsu)
  • tengah : rupadhatu (berwujud)
  • atas : arupadhatu (tidak berwujud)
Candi Borobudur ditinggalakan pada abad ke-10 seiring perpindahan pusat Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur oleh Mpu Sendok. Kenudian ditemukan kembali oleh Sir Thomas Rafles pada tahun 1814, dan dilakukan pemugaran pada tahun 1975 sampai 1982.

Abad Ke-10 : Runtuhnya Colomandel dan Dharmasraya

Abad Ke-11 : Tumapel dan Singosari 

Abad Ke-12 : Singosari hancur

Abad Ke-13 : Kerajaan Majapahit dan Pagaruyung 

Abad Ke-14 : Kerajaan Melaka I

Abad Ke-15 : Penjajahan Bangsa Barat (Portugis dan Spanyol)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar